BNN Minta Haris Azhar Buktikan Kesaksian Fredi Budiman

Jakarta, mantagibaru.com--Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso menanggapi artikel berjudul “Cerita Busuk dari seorang Bandit”. Artikel itu memuat percakapan antara Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar dengan Fredi Budiman terpidana yang ditembak mati Jumat (29/7/2016) dini hari. 
“Kami meminta yang mengatasnamakan Haris Azhar selaku penulis berita tersebut, dapat membuktikan yang diungkapkan Fredi Budiman dalam kesaksiannya,” kata Budi Waseso dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, hari ini. 

Haris mengungkapkan Fredi menceritakan narkotika yang dia jual didapatkan dari Cina dengan harga sekitar Rp5 ribu per butir. Namun saat dibawa dan dijual ke Indonesia, harga tersebut meningkat tajam menjadi Rp200 ribu-300 ribu per butir. 

Kenaikan harga ini akibat banyak pejabat dari kepolisian, BNN dan Bea Cukai yang meminta jatah. 

“Dan kenapa hanya saya yang dibongkar? Kemana orang-orang itu? Dalam hitungan saya, selama beberapa tahun kerja menyeludupkan narkotika, saya sudah memberi uang 450 Miliar ke BNN. Saya sudah kasih 90 Milyar ke pejabat tertentu di Mabes Polri,” tulis artikel “Cerita Busuk dari seorang Bandit”. 

Menurut Budi Waseso, BNN mendukung aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas kebenaran berita tersebut.

“Jika terbukti, oknum BNN yang membantu Fredi Budiman dalam melancarkan bisnis narkotika-nya, maka BNN akan memberikan sanksi yang tegas dan keras sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” kata Budi. 

Selain mengungkapkan soal setoran yang diberikan Fredi ke para aparat hukum, dalam artikel itu Haris juga mengungkapkan adanya petugas BNN yang meminta Kepala Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan mencopot kamera pengintai di kamar Fredi. 
Lihat juga:Perjalanan Fredi Budiman, Bermula dan Berakhir di Surabaya

Menanggapi ini, Direktur Pemberdayaan Alternatif Masyarakat BNN Brigadir Jenderal Fatkhur Rahman menyatakan akan segera mengecek kebenaran informasi tersebut. Dia menduga ada kepentingan dari berbagai pihak menjelang eksekusi mati Fredi.

"Ini kan baru info kami akan cek dulu kebenarannya. Apalagi Fredi ini jaringan internasional, pasti banyak yang berkepentingan," ujar Fatkhur ditemui usai acara seminar di Kantor Kementerian Hukum dan HAM. 

Kendati demikian, Fatkhur tak menampik selama ini ada oknum dari BNN maupun pihak kepolisian yang terlibat peredaran narkotika dengan para bandar. Modusnya pun beragam, mulai dari melindungi peredaran narkotika milik bandar hingga 'memainkan' pasal untuk pelaksanaan hukuman.

Lebih lanjut Fatkhur menuturkan, selama ini pihaknya telah melakukan pengawasan secara berjenjang di internal BNN. Tiap petugas yang memiliki pangkat atau jabatan lebih tinggi akan mengawasi petugas yang berada di bawahnya. Pengawasan ini, kata dia, juga dapat dilakukan antarteman.

"Ada pengawasan yang melekat. Apabila ada yang bermain-main bakal dilakukan tindakan tegas. Kami tidak main-main dengan itu," ucapnya. 

Sumber: CNN Indonesia Jumat, 29/07/2016 17:00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...