Tampilkan postingan dengan label RUANG ZUKRI SAAD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RUANG ZUKRI SAAD. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Maret 2024

Belajar Mandiri


Romo Dijkstra berpulang di Pastoran Girisonta, Ungaran. Kota kecil di pinggir Semarang, awal minggu kedua Mei 2003, diselimuti mendung syahdu waktu Uwan ikut melayat dan mengikuti prosesi penguburannya. 

Babonisasi di Bantul


oleh
zukri saad

Itulah jika kepala daerah berasal kalangan pengusaha. Umumnya kreatif dalam bermanuver mengelola keuangan publik yang menjadi kewenangannya. Tentu saja pendekatan sangkil-mangkus, cost benefit rasio, dan visi yang berpihak rakyat menjadi pengendalinya. Fenomena ini menghadirkan pemahaman kepada Uwan tentang bagaimana memimpin secara produktif-mangkus di era reformasi, di era otonomi daerah yang berkombinasi dengan naluri bisnis berbasis kewirausahaan sosial (public service entrepreneurship).

Jumat, 15 Maret 2024

Tradisi Memaafkan

 

Sumber: Tabloid NOVA
Rekan lama Uwan, mantan menteri di era Orde Baru, menghadapi problem sosial yang tidak mudah di pasca reformasi. Dalam kehadirannya di berbagai forum, termasuk sekadar silaturahmi di helat perkawinan handaitaulan, ia merasa mendapat tatapan sinis dan sindirian-sindiran menyakitkan dari khalayak. Ada perasaan dirinya lebih hina dari hadirin karena melekat cap sebagai bagian dari rezim Orde Baru di keningnya. Rezim Orde Baru diposisikan sebagai wahana yang telah menyengsarakan rakyat Indonesia, membawa bangsa kepada keterpurukan ekonomi dan kehancuran budaya.

Kamis, 14 Maret 2024

Pola Pikir Anak Bangsa

Konflik kepentingan melalui penetapan perluasan wilayah antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi memasuki babak baru yang mulai rawan, mencemaskan, dan telah bernuansa konflik horizontal. Bila selama ini konflik berlangsung hanya pada tingkat elit dan itupun sebatas wacana pro dan kontra, maka kini mulai berwujud aksi fisik. Media memberitakan bahwa ada beberapa jorong di Kapau yang telah menyatakan masuk kota, serta berita lanjut tentang konsistensi masyarakat Banuhampu untuk tetap bertahan sebagai nagari yang berada di bawah administrasi kabupaten.

Menuju Punah di Sangalaki

Pulau Sangalaki
Bertemu lagi I Wayan Dirgayusa, setelah bulan Mei 1990 silam pernah bersama-sama Uwan menyelam di Sangalaki, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Biolog idealis berusia 36 tahun itu kini banyak bermenung. Ia risau karena populasi penyu hijau (green turtle, Chelonia Mydas) yang bertelur ke Pulau Sangalaki menurun pesat.

Selasa, 12 Maret 2024

Sengketa Publik

Sepekan ini penduduk Kota Padang terasa kembali ke suasana kota tahun 1958. Saat mana Uwan baru berumur 2 tahun, diboyong orang tua meningalkan Nagari Kubang Putiah pergi merantau ke Kota Padang. Kota kecil Padang waktu itu mengalami pemadaman listrik bergantian mirip sekarang karena pasokan belum imbang dengan kebutuhan. 

Senin, 11 Maret 2024

Dua Alternatif

Suryo Wardhoyo Prawiroatmodjo, 45 tahun, sejawat Uwan yang memang konsisten. Pionir sistem pendidikan lingkungan hidup ini terus mengembanglanjutkan ide-idenya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Ia sukses mendirikan, mengelola, dan memimpin Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.

Untuk kerja kerasnya selama 15 tahun lebih itu, ia mendapatkan berbagai anugerah internasional seperti Rolex Awards For Enterprise (1990); Global 500 dari UNEP, PBB (1992) dan Satya Lencana Pembangunan (1996). Tahun 1990 memperoleh beasiswa dari Ashoka Internasional yang bermarkas di Washington DC sebagai Public Service Enterpreneur atau Wirausahawan Sosial.

Merokok Sehat

Ketemu
teman lama di Bogor. Siang, Selasa 25 September 2001 itu Uwan ada waktu lowong di sela-sela kesibukan memfasilitasi “Semiloka Teknologi Informasi Menuju Masyarakat Madani”. Profesor Gunawan Wiradi mengajak makan siang di Warung Sunda di tengah keramaian pasar Bogor, dekat dengan Jembatan Merah.

Lama tak bertemu, kami mengeratkan kembali buhul silaturahmi dengan saling bertanya peruntungan masing-masing. Cukup asyik mengingat sudah banyaknya kawan-kawan yang duluan dipanggil Illahi. Mampu mendatangkan kesadaran bahwa sekali waktu setiap manusia akan mendapat perintah menghadap, tentu dengan cara berangkat yang merupakan misteri Tuhan. Bisa dengan tiba-tiba, bisa pula setelah cobaan bertahun-tahun di dera sebab. Wallahualam.

Sabtu, 09 Maret 2024

Birokrat Berkualitas

Aam, teman Uwan di Kimbangwil Pusat, menceritakan bahwa implikasi penerapan UU No 22/1999 adalah sekitar 3.000 lebih sumber daya manusia eks pegawai PU akan disebarkan ke daerah. Jumlah ini akan mencapai lebih 50.000 orang bila digabung dengan PNS dari departemen lainnya. Baik dari departemen yang mengalami likuidasi maupun yang berubah menjadi Kantor Menteri Negara.

Lebih lanjut diinformasikan, bahwa mereka yang berkualifikasi tinggi—sekurangnya S2 dari luar negyang tentulah berwawasan global dan bervisi kompetitif. Salah satu dampak reformasi nyatanya membuahkan kebijakan berupa arus balik, yakni brain drain dari pusat ke daerah. Dampak strategis yang perlu didukung karena dapat mengatasi kelangkaan SDM berkualitas di daerah.

Menyimak Pengalaman Oita


Beberapa tahun yang lalu, Uwan hadir dalam acara penyerahan Magsaysay Award di Manila—Uwan diundang Dr. Umali, salah seorang teman baik dari ANGOC—kepada Gubernur Prefektur Oita, Jepang, Morihito Hiramatsu (sekarang berusia 77 tahun).

Hiramatsu yang menjadi Gubernur Oita 4 kali ini mendapatkan penghargaan untuk kategori pelayanan pemerintah karena mampu mengubah provinsi tertinggal menjadi kota sibuk dan masyarakatnya meraih keberhasilan ekonomi.

Hiramatsu memulai keberhasilannya dengan mendorong masyarakat Oita di Jepang Selatan yang luasnya 6300 kilometer persegi dan berpenduduk 1.240.000 orang ini, memakai pendekatan revitalisasi regional melalui konsep One village One product: Satu desa satu produk unggulan.

Kredit kepada Tuhan


Di Bandung, awal 1978, situasi kampus dan ke­­ma­­­­­­ha­­siswaan di perguruan tinggi di Indonesia tidak menentu. Diawali dengan ikrar Dewan Mahasiswa (DM) atau Senat Mahasiswa (SM) se-Indonesia yang menyikapi perkembangan situasi nasional pada 28 Oktober 1977. Puncaknya, pada 16 Januari 1978, DM ITB mengeluarkan pernyataan yang intinya tidak lagi mempercayai kepemim­pinan nasional.

Kejadian itu telah membuat pemerintah berang dan memerintahkan tentara untuk menduduki kampus-kampus. Proses belajar mengajar praktis berhenti. Ratusan tokoh mahasiswa ditangkap, diadili, dan dipenjara. Beberapa di antaranya kini menjadi tokoh nasional, baik di kabinet ataupun di parlemen.

Tentang Zukri Saad

Zukri “Uwan” Saad dilahirkan pada pagi berkabut di pinggang Gunung Marapi, di Jorong Pincuran Landai, Nagari Kubang Putiah, Banuhampu, Agam, Sumatera Barat, pada  5 November 1955. 

Menyelesaikan kuliah di Jurusan Kimia,  Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1985 dengan predikat mahasiswa abadi. Aktivitas sebagai Ketua Umum Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan, Ketua Dewan Mahasiswa ITB bidang Pengabdian Masyarakat dan Aplikasi Teknologi serta penggiat Yayasan Mandiri Bandung yang bergerak di bidang teknologi tepat guna, telah mewarnai pengambilan keputusannya untuk tidak bekerja di dunia profesi kimia. Ia lebih memilih bekerja sebagai aktivis di tengah-tengah masyarakat miskin Indonesia yang terpinggirkan oleh pembangunan, ketimbang menjadi sekrup pada dunia industri yang sedang digalakkan oleh Pemerintahan Orde Baru.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...