Tampilkan postingan dengan label RUANG MAESTRO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RUANG MAESTRO. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Desember 2015

OBITUARI: Pencipta ‘Padang Kota Tercinta’ itu‘lah Pulang

OLEH Alwi Karmena
Leon Agusta
“Di hari raya. Di hari rindu beralun alun. Selendangmu ibu, terkibas diterpa angin… Ah. Salamku lah itu…”
Sebaris puisi indah amat tersemat di hati–Kenapa Tak pulang Sayang yang ditulisnya puluhan tahun yang lalu, dengan gemetar namun khidmad, saya kutip dari antalogi puisi Monumen Safari. Buku kumpulan empat penyair: Rusli Marzuki Saria, Leon Agusta, Chairul Harun, dan Zaidin Bakry. Sebuah buku tua yang telah menguning kertasnya.

Selasa, 29 September 2015

Umar Malin Parmato, yang Cemas pada Kepunahan

Maestro Musik Gandang Botuang
OLEH Nasrul Azwar (Jurnalis)
Umar Malin Parmato bersama MC SIMFest 2015 (Foto Fadil)
Malam itu, wajah Umar Malin Parmato ceria.  Bersama anak perempuan dan 2 cucunya, keempatnya tampil dalam Sawahlunto International Music Festival (SIMFest) VI pada hari ketiga penutupan iven ini musik dunia ini, Minggu (20/9/2015) lalu.
Alat musik tradisi gandang botuang (gendang bambu) atau masyarakat umum menyebutnya talempong batuang (telempong bambu), dimainkan dengan sangat sederhana, dan nada-nada yang dimunculkan juga tak rumit.

Rabu, 13 Mei 2015

Rusli Marzuki Saria: Sajak Memberiku Makna Hidup

OLEH Zelfeni Wimra

Bila diriku siuman dari pemberontakan
Tidak terkatakan sesal sebab kemalangan
Kudukung di punggung lainnya berceceran
Semua takdir kita yang punya

Rusli Marzuki Saria
Sebuah film dokumenter tentang dirinya diputar pada malam terakhir (24/03/20017) Pentas Seni VI DKSB di Teater Tertutup Taman Budaya Sumatera Barat. Penobatan tersebut memberi kabar sejuk bahwa di ranah Minang, selalu lahir sastrawan yang diperhitungkan. Setidaknya 50 tahun terakhir, kiprah kepenulisan “Papa” begitu panggilan akrab Rusli Marzuki  Saria, menjadi bagian penting pergulatan sastra Indonesia. Rentang waktu itu, telah ia dedikasikan bagi kesusastraan dengan semangat ”parewa” Minang yang sarat perjuangan.

Rusli Marzuki Saria: Maestro Sastra dari Sumatra Barat


My Imagination is a monastery and I am its monkImajinasiku adalah biara dan aku adalah biarawannya. 
Maestro Sastra Rusli Marzuki Saria

Ungkapan dari John Keats yang dikutip sang tokoh ini dalam sebuah esainya amat tepat menjelaskan proses kreatifnya sebagai seorang penyair. Memang begitulah seorang Rusli Marzuki Saria. Ia seakan ditakdirkan untuk jadi seorang penyair yang menempatkan imajinasi sebagai ranah yang amat luas untuk melahirkan karya-karya puisinya.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...