Tampilkan postingan dengan label RUANG GUS TF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RUANG GUS TF. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 November 2017

Proses Kreatif? Entah, Mungkin Tak Ada ...

OLEH Gus tf Sakai (Sastrawan)
Dalam sejumlah seminar atau pertemuan sastra, dalam setiap workshop atau bengkel penulisan prosa, selalu, pertanyaan inilah yang tak henti dan tak bosan ditanyakan kepada saya: “Bagaimanakah proses kreatif Anda?” Untuk pertanyaan ini, selalu pula saya akan tertegun, sejenak, dan dengan menyesal lalu menjawab: “Entah, mungkin tak ada ....”

Rabu, 20 September 2017

Ihwal Ideologi, Ihwal Cerpen

OLEH Gus tf Sakai
Ketika Isbedy—melalui SMS—mengatakan bahwa kongres kali ini bukan hanya membicarakan anatomi cerpen tetapi juga sejumlah topik lain termasuk ideologi, saya segera tertarik pada ideologi. Ketertarikan saya bukan karena ideologi menurut sementara pendapat memberikan sumbangan pada dunia sastra, melainkan karena sejak lama saya berpikir sebaliknya: ideologilah yang mengerdilkan sastra, membuat teks sastra jadi miskin dan bagai berada di bawah (dalam bayang-bayang) teks lain seperti sains, agama, dan filsafat.

Sastra dan Kepekaan Budi

OLEH Gus tf Sakai (Sastrawan)
Sering kita lupa, otak terdiri dari dua bagian: kiri dan kanan. Bila batok kepala dibelah, benda berwarna kuning keabuan, bervolume lebih-kurang 1,7 liter dan terdiri dari seratus miliar sampai satu triliun sel saraf yang terbelit dalam lapis pembungkus, itu memang tampak seperti satu kesatuan. Tetapi, sejak paruh akhir abad ke-20, bukan hanya kenyataan bahwa otak terpisah atas kiri dan kanan, kita juga diantarkan pada kesadaran bahwa benda maha mencengangkan itu tak lagi bisa dilihat sebagai jalinan fisik semata.

Senin, 21 Agustus 2017

Identitas, Sastra, Kultur

OLEH Gus tf Sakai (Sastrawan)
Gus tf Sakai
Ketika individu menjelma jadi kelompok, ada unsur, sifat, atau kepentingan sama tertentu yang mengikatnya. Dan identitas dalam bentuk kelompok (etnik, kultur, nation), selalu berada dalam sistem kompleks yang tak bisa dikenali melalui individu. Fisika boleh menemukan partikel terkecil sub-atomik misalnya, tetapi ketika sejumlah atom berada dan terikat dalam gugus atom (molekul, senyawa), “wujud” yang muncul selalu beda. Dalam kajian sosial, sistem kompleks kumpulan individu ini diidentifikasi melalui ideologi. Tetapi, tepatkah pengidentifikasian seperti itu?

Selasa, 15 Agustus 2017

Asketik, Holistik, Paradigma “Modernity”

OLEH Gus tf (Sastrawan)

Saya gunakan istilah modernity, tidak modernisasi, karena kata ini lebih merujuk kepada pengertian modern dalam hubungannya dengan perubahan cara berpikir tanpa perlu meniru mutlak apa yang ada di Barat. Penekanan ini diperlukan mengingat istilah modernisasi, pada banyak sisi, lebih kita pahami sebagal westernisasi. Tapi apa yang lebih mengganggau adalah bahwa pembicaraan tentang modernisasi tak mungkin dipisahkan dari kerangka teori, yang berarti pula harus membicarakan teori dependensi dan teori sistem dunia yang merupakan antitesis terhadap masing-masingnya. Saya pikir, apa yang paling menyusahkan dari sebuah teori ialah keharusannya untuk menekankan titik pandang sendiri. Sedangkan tulisan ini lahir justru dari sifat sebaliknya, bahwa setiap perbedaan ingin dilihat sebagai motivasi untuk saling memahami.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...