Kamis, 24 Agustus 2017

Runyamnya Danau Maninjau, Kala Urang Sibunian Manubo Ikan

Permasalahan Danau Maninjau memang kait mengait. Sengkarut dan runyam. Banyak harapan hidup digantungkan di sana. Dituntut program yang terintegrasi untuk menyelamatkan danau yang terkenal sebagai kampung Buya Hamka ini.
Danau Maninjau sejak dahulu kala sudah menjadi sawah-ladang anak nagari salingka danau. Hal itu bisa dimaklumi, karena luas Danau Maninjau sekitar 44 persen dari luas Kecamatan Tanjung Raya. Luas Kecamatan Tanjung Raya 244,03 Km2, termasuk  Danau Maninjau.

Paham dan Ideologi Orang Minang

OLEH Sondri BS (Budayawan)
Apakah sesungguhnya ideologi orang Minang? Sampai sekarang orang Minang dapat digambarkan sebagai orang-orang yang dinamis dari cara berpikir. Orang-orang Minang mudah beradaptasi dengan perubahan dan hal-hal yang bersifat pembaharuan. Namun di sisi lain ada juga  orang Minang menunjukan sikap konservatif terhadap perubahan dan hal-hal baru yang datang. Elastisitas berpikir orang Minang menjadi ruang bagi tumbuhnya berbagai paham dan ideologi.

Pertunjukan Forum Kompang Kepulauan Riau dalam SIMFEST 2015

Sanggar seni yang berdiri sejak tahun 2000, yang dibangun oleh teman-teman seniman dari Jakarta dan batam, salah satunya Taufiqqurrahman dan kawan-kawan (Batam), Anto(Jakarta), Jul Taher(jakarta), Mba Luci(Jakarta), kawan-kawan teater KAMI (Jakarta).
Hingga sekarang mereka masih eksis walaupun bergerak di pinggiran-pinggiran pesisir. Sebagai debut awal, Forum KOMPANG membuat pagelaran teater bersama Teater KAMI (Jakarta) mengangkat sebuah naskah tua karya ROESTAM EFENDI, dengan judul BEBASARI dengan konsep kontemporer.


Penampilan Hereford Hoppers dari Inggris di SIMFEST 2015

Duo “Hereford Hoppers” didirikan oleh vokalisnya Sophie Allen yang berasal dari Kota Hereford – Inggris. Dia mengajak teman gitarisnya Jacob Puchmayr. Berdua mereka menelusuri music tradisi Inggris dari selatan ke utara. Lagu-lagu mereke berkisah kehidupan sehari-hari dan tentang cinta. Karena kebudayaan orang Inggris itu kebanyakan melaut, tak heran banyak lagu bercerita tentang samudera nan luas.

Hazairin: Rekam Pendapat Saya Ini dan Putar di Depan Soeharto

(Mengenang Kembali Tiga Seminar Minangkabau (I)
OLEH H Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie
Pengantar 
Mantagibaru kali menurunkan tiga tulisan wartawan senior almarhum Kamardi Rais. Ia salah seorang yang berprofesi jurnalis sekaligus sosok ninik mamak yang memahami adat istiadat dan budaya Minangkabau, serta menjadi Ketua Umum LKAAM Sumbar.  
Tiga tulisan Kamardi ini memotret fenomena yang terjadi dalam tiga kali peristiwa budaya, yakni seminar tentang Minangkabau yang digelar berturut-turut (1968, 1969, dan 1970). Setelah ini, tak ada seminar Minangkabau yang sedalam dan selengkap ini digelar. Berikut  tiga tulisan itu diturunkan secara berkala per minggu, tentu setelah dilakukan penyuntingan. .
Di antara tahun 1968-1970 (hampir 40 tahun silam) telah berlangsung tiga seminar di Sumatera Barat. Seminar pertama dengan topik “Hukum Tanah dan Hukum Waris” bertempat di Aula Fakultas Hukum Unand Padang pada tanggal 21-25 Juli 1968.

Bintang seminar waktu itu adalah Prof. Dr. Hazairin, S.H. dan Prof. Dr. Hamka. Keduanya sudah almarhum.
Seminar kedua juga berlangsung di Padang, pada tanggal 23-26 Juli 1969 dengan topik “Sejarah Masuknya Islam ke Minangkabau”.
Bintang seminar waktu itu adalah Ir. Magaraja Onggang Parlindungan dan Buya Hamka.
Onggang Parlindungan seorang Letkol Purn TNI dan ahli bom tarik Pindad di Bandung dan pernah belajar di Jerman.Parlindungan mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat karena bukunya yang baru terbit berjudul Tuanku Rao.

Senin, 21 Agustus 2017

Melayu dan Minangkabau Bagaikan Dua Sisi Mata Uang

OLEH H. Kamardi Rais Dt. P. Simulie
Pada judul tulisan ini, saya meletakkan kata dan di antara kata Melayu dan Minangkabau. Kata dan memang berfungsi sebagai kata penghubung dalam satu kalimat. Tapi yang saya maksudkan lebih dari itu bahwa kata dan itu menunjukkan kesetaraan dan kesamaan tipe.
Itulah yang saya katakan: Melayu dan Minangkabau bagaikan dua sisi mata uang. Sisinya yang berbeda, sedangkan logamnya atau materi kertasnya sama. artinya yang satu itu juga.
Sekarang dari sisi mana kita hendak membicarakan Melayu?

Peran Perempuan dalam Upacara Adat Minangkabau

OLEH Puti Reno Raudha Thaib (Ketua Umum Bundo Kanduang Sumbar)
"Parade Busana Adat Minang" di acara 17 Agustus 2017 
Upacara adat yang dilakukan oleh umumnya masyarakat Minangkabau baik di ranah maupun di rantau terkadang menyimpang dari apa yang telah dibuat sebelumnya oleh orang-orang tua terdahulu. Mungkin hal itu dapat dilihat sebagai perkembangan citarasa dan penyesuaian terhadap zaman, tetapi dapat pula dilihat sebagai sesuatu yang disengaja untuk dikeroposkan, disimpangkan, diperdangkal dan bisa juga dianggap sebagai usaha untuk melakukan pembusukan terhadap adat dan budaya Minangkabau itu sendiri.

Kepemimpinan Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin

OLEH H. Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie
Kata-kata tungku tigo sajarangan dan tali tigo sapilin adalah sebuah ungkapan atau perumpamaan yang kita terima dari nenek moyang kita dahulu. Pada masa kini ungkapan tersebut sudah amat populer. 

Identitas, Sastra, Kultur

OLEH Gus tf Sakai (Sastrawan)
Gus tf Sakai
Ketika individu menjelma jadi kelompok, ada unsur, sifat, atau kepentingan sama tertentu yang mengikatnya. Dan identitas dalam bentuk kelompok (etnik, kultur, nation), selalu berada dalam sistem kompleks yang tak bisa dikenali melalui individu. Fisika boleh menemukan partikel terkecil sub-atomik misalnya, tetapi ketika sejumlah atom berada dan terikat dalam gugus atom (molekul, senyawa), “wujud” yang muncul selalu beda. Dalam kajian sosial, sistem kompleks kumpulan individu ini diidentifikasi melalui ideologi. Tetapi, tepatkah pengidentifikasian seperti itu?

Jumat, 18 Agustus 2017

Rusli Marzuki Saria, MAESTRO SASTRA INDONESIA dari Sumatera Barat


Maestro YUSAF RAHMAN Komposer dan Pemusik

Yusaf Rahman, lahir tanggal 4 Juni 1933, di Muaro Labuah, Sumatra Barat. Kampung kecilnya bernama Kampung Lurah Pasar Muaro Labuah (sekarang dikenal dengan Pasar Muaro Labuah). Yusaf, anak sulung dari dua belas bersaudara. Ayahnya seorang mantri kesehatan (juru rawat kelas satu) dan juga pemain biola. Ibunya yang bernama Badariah juga mahir memainkan kecapi, walau di zaman itu jarang sekali perempuan bisa bermain alat musik.

Darah seni kedua orang tua itulah yang diwarisinya. Bakat yang kemudian berkembang dengan belajar secara otodidak. Yusaf mencoba menggunakan sendiri berbagai alat musik tanpa guru. Walau dulunya kuliah di Fakultas Pertanian, kemampuan, wawasan, dan pengetahuannya dalam bidang komposisi musik, tak diragukan lagi. Musiklah yang dicintainya.


Maestro ISLAMIDAR Pendendang dan Pemusik Minang

Suaranya merintih lirih namun merdu kala melantunkan syair/ lagu dendang sampelong yang diiringi saluang bansi yang mengalun. Dialah Islamidar yang akrab disapa Tuen oleh penduduk kampung sekitar. Tuen lahir pada 16 Juli 1941 di Nagari Talang Maua, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota. Di nagari itu pula ia tinggal hingga hari ini. Tuen adalah pewaris dan penjaga seni sampelong, salah satu seni tradisi Minang yang masih eksis sampai saat ini. Sejarah hidup Tuen identik dengan perkembangan sampelong itu sendiri.






Aksi Panggung Steev Kindwald di SIMFEST 2015


WAKIDI, Maestro Pelukis Natural dari Sumbar (Minangkabau)


Aksi Gilang Ramadhan di SIMFEST Pukau Ribuan Penonton


Penampilan Aduhai Seniman Stierwascher dari Austria di SIMFEST 2015


Selasa, 15 Agustus 2017

Pentingnya Memahami Nilai Sejarah bagi Pembentukan Karakter Bangsa

OLEH Nurmatias (Peneliti)
Prolog
Kenapa perlu memahami nilai sejarah bagi pembentukan karakter bangsa? Sebuah pertanyaan mendasar yang perlu kita kuak kembali melihat bingkai kondisi anak bangsa yang cenderung tak dinamis-ke arah kemunduran dewasa ini. Bahkan persoalan mengenai karakter bangsa kini menjadi sorotan utama masyarakat. Betapa tidak? Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, mafia hukum, dan sebagainya seolah hadir tiada henti. Bahkan hal itu pun menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Setidaknya gambaran mengenai permasalahan tersebut menggelitik kita untuk bertanya kembali. Adakah yang salah dengan karakter bangsa ini?

Problem Eksistensi Lelaki Minangkabau

OLEH Sondri BS (Budayawan)
Pengakuan terhadap keberadaan individu di tengah lingkungan sosial dalam berbagai lingkupnya menjadi penting bagi manusia. Manusia yang mengalami krisis identitas dan eksistensi karena serangan atau tekanan dari pihak lain akan menunjukan gejala-gejala tidak percaya diri, lalu berusaha menunjukkan keberadaannya dalam bentuk simbol-simbol tradisi dan romantisme kejayaan di masa lalu.  

Asketik, Holistik, Paradigma “Modernity”

OLEH Gus tf (Sastrawan)

Saya gunakan istilah modernity, tidak modernisasi, karena kata ini lebih merujuk kepada pengertian modern dalam hubungannya dengan perubahan cara berpikir tanpa perlu meniru mutlak apa yang ada di Barat. Penekanan ini diperlukan mengingat istilah modernisasi, pada banyak sisi, lebih kita pahami sebagal westernisasi. Tapi apa yang lebih mengganggau adalah bahwa pembicaraan tentang modernisasi tak mungkin dipisahkan dari kerangka teori, yang berarti pula harus membicarakan teori dependensi dan teori sistem dunia yang merupakan antitesis terhadap masing-masingnya. Saya pikir, apa yang paling menyusahkan dari sebuah teori ialah keharusannya untuk menekankan titik pandang sendiri. Sedangkan tulisan ini lahir justru dari sifat sebaliknya, bahwa setiap perbedaan ingin dilihat sebagai motivasi untuk saling memahami.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...