Rabu, 20 September 2017

Orientasi Umum tentang Adat Minangkabau

OLEH H. Kamardi Rais Dt. P. Simulie (Ketua Umum LKAAM Sumbar)
Judul yang diberikan kepada saya dalam ceramah ini adalah Orientasi Umum tentang Adat Minangkabau sebagaimana tertera dalam makalah ini.
Suatu orientasi umum tentulah amat luas cakupannya. Karena luasnya tentulah akan meminta waktu yang panjang. Sementara waktu yang telah dijadwalkan belumlah tersedia untuk itu. Barangkali yang dapat dikemukakan dalam ceramah ini hanya beberapa aspek saja tentang adat tersebut.

Ihwal Ideologi, Ihwal Cerpen

OLEH Gus tf Sakai
Ketika Isbedy—melalui SMS—mengatakan bahwa kongres kali ini bukan hanya membicarakan anatomi cerpen tetapi juga sejumlah topik lain termasuk ideologi, saya segera tertarik pada ideologi. Ketertarikan saya bukan karena ideologi menurut sementara pendapat memberikan sumbangan pada dunia sastra, melainkan karena sejak lama saya berpikir sebaliknya: ideologilah yang mengerdilkan sastra, membuat teks sastra jadi miskin dan bagai berada di bawah (dalam bayang-bayang) teks lain seperti sains, agama, dan filsafat.

Sastra dan Kepekaan Budi

OLEH Gus tf Sakai (Sastrawan)
Sering kita lupa, otak terdiri dari dua bagian: kiri dan kanan. Bila batok kepala dibelah, benda berwarna kuning keabuan, bervolume lebih-kurang 1,7 liter dan terdiri dari seratus miliar sampai satu triliun sel saraf yang terbelit dalam lapis pembungkus, itu memang tampak seperti satu kesatuan. Tetapi, sejak paruh akhir abad ke-20, bukan hanya kenyataan bahwa otak terpisah atas kiri dan kanan, kita juga diantarkan pada kesadaran bahwa benda maha mencengangkan itu tak lagi bisa dilihat sebagai jalinan fisik semata.

Sabtu, 16 September 2017

Orang Minang Berkiblat ke Baitullah, Sumpah Satie Bukik Marapalam II?

(Mengenang Kembali Tiga Seminar Minangkabau (III-Habis)
OLEH H Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie
Mantagibaru kali menurunkan tiga tulisan wartawan senior almarhum Kamardi Rais. Ia salah seorang yang berprofesi jurnalis sekaligus sosok ninik mamak yang memahami adat istiadat dan budaya Minangkabau, serta menjadi Ketua Umum LKAAM Sumbar. Tiga tulisan Kamardi ini memotret fenomena yang terjadi dalam tiga kali peristiwa budaya, yakni seminar tentang Minangkabau yang digelar berturut-turut (1968, 1969, dan 1970). Setelah ini, tak ada seminar Minangkabau yang sedalam dan selengkap ini digelar. Berikut  tiga tulisan itu diturunkan secara berkala per minggu, tentu setelah dilakukan penyuntingan.

Sabtu, 09 September 2017

PRRI Lahir di Padang, Awalnya Gerakan Koreksian Kemudian “Dihajar” Pusat

OLEH H. Kamardi Rais Dt. P. Simulie
“Ketika orang menaikkan bendera putih ketundukkan kepada musuh, namun kami tetap berjuang dengan mengorbankan harta dan jiwa untuk menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang tercinta ini di bawah pimpinan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) yang berkantor di bawah pohon-pohon kayu dalam rimba raya Sumatera.” (Ketua Dewan Banteng Letkol Ahmad Husein)
Kolonel Ahmad Husein, duduk paling kanan, dalam pertemuan rapat yang membahas PRRI
Pada penghujung tahun 1957 situasi Tanah Air kita semakin panas. Seakan-akan bara api yang siap nyala membakar daun-daun kering yang berserakan di persada Tanah Air. Belum setahun gerakan-gerakan daerah seperti pengambilalihan jabatan Gubernur Sumatera Tengah oleh Ketua Dewan Banteng A. Husein dari tangan gubernur sipil Ruslan Muljohardjo, Gubernur Sumatera Utara Komala Pontas oleh Simbolon, Gubernur Sumatera Selatan Winarno oleh Barlian. Kabinaet Ali II memang sudah jatuh digantikan oleh Kabinet Djuanda yang dibentuk oleh formatur tunggal Bung Karno. Keadannya semakin tidak berdaya menyelesaikan kemelut Tanah Air yang chaos di segala bidang: politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan pemerintahan.

Hamka: Sebagian Besar Isi Buku “Tuanku Rao” Bohong dan Dusta

(Mengenang Kembali Tiga Seminar Minangkabau (II)
OLEH H Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie
Mantagibaru kali menurunkan tiga tulisan wartawan senior almarhum Kamardi Rais. Ia salah seorang yang berprofesi jurnalis sekaligus sosok ninik mamak yang memahami adat istiadat dan budaya Minangkabau, serta menjadi Ketua Umum LKAAM Sumbar. 
Tiga tulisan Kamardi ini memotret fenomena yang terjadi dalam tiga kali peristiwa budaya, yakni seminar tentang Minangkabau yang digelar berturut-turut (1968, 1969, dan 1970). Setelah ini, tak ada seminar Minangkabau yang sedalam dan selengkap ini digelar. Berikut  tiga tulisan itu diturunkan secara berkala per minggu, tentu setelah dilakukan penyuntingan. 
Tibalah saatnya saya menguraikan seminar kedua yang juga berlangsung di Padang 23-26 Juli 1969 persis setahun setelah seminar Hukum Waris dan Hukum Tanah bulan Juli 1968.
Seminar kedua ini juga suatu kenangan yang tak bisa saya lupakan terutama karena berlangsung dalam atmosfir kebebasan intelektual.
Topik seminar adalah “Sejarah Masuknya Islam ke Minangkabau” tapi lebih terfokus kepada Perang Padri (1803-1837). Perang Padri merupakan episode sejarah perkembangan Islam di Minangkabau dirangsang oleh sebuah buku yang dikarang oleh putra Batak Ir. Magaraja Onggang Parlindungan Tuanku Rao yang diterbitkan pada tahun 1964 oleh Penerbit Tanjung Pengharapan Jakarta.

Sabtu, 02 September 2017

Pertunjukan "Teater Manekin" dalam Festival Teater Jakarta 2015



Sarta adalah waria yang mengalami kompleks rendah diri namun berhasrat tampil cantik menawan. Tapi keinginan itu hanya berani ia wujudkan dalam angan-angan, bukan dalam kehidupan nyata.
Naskah: Ruang Rias
Karya: Purwadi Junaedi
Sutradara: Ch. Cheme Ardi
Pemain: Pandan [Sarta] | Dani Husein [Bernadette] | Sammy Milano [Bintang Iklan Sabun] | Wanty [Bintang Iklan Shampo] | Uti Herang [Perempuan Khayalan]
Teater Kecil–Taman Ismail Marzuki
1 Desember 2015 | 20.00 WIB

Pertunjukan "Teater Nonton" pada Festival Teater Jakarta 2015



Surya yang biasa dipanggil Papa Anjing oleh 'anggota keluarga'-nya adalah seorang penulis naskah teater yang terkenal menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Dirinya selalu dianggap tidak biasa karena kebiasaannya yang berbeda dengan orang kebanyakan. Dirinya merasa memiliki anggota keluarga yang berjumlah tujuh orang, yang selalu menjadi penolongnya ketika dia berada dalam situasi yang sulit, bahkan sering bersamanya dalam keadaan biasa sekalipun.
Naskah: Istahar

Karya & Sutradara: Diky Soemarno
Pemain: Atphal Sophie Paturusi | Miftahul Jannah | Randhy Prasetya | Arsi Ramadhan | Deden Hariri | Ronald Julianto | Ilma Rosmala | Abi Mulyono | Lydia Nathania | Mei Karima | Indah Mustika | Dhini Hidayati
Teater Kecil–Taman Ismail Marzuki
2 Desember 2015 | 14.00 WIB

Pertunjukan "Teater Alamat" dalam Festival Teater Jakarta 2015

Pertunjukan Teater So'Profesional' dalam Festival Teater Jakarta 2015

Penampilam "Teater Tema" dalam Festival Teater Jakarta 2015



TEATER TEMA
Lakon: Mega-Mega(Karya: Arifin C. Noer)Sutradara: M. Djunaedi Lubis8 Desember 2015 | pukul: 14.00 | Panggung Teater Keciloleh: Azuzan JG
Naskah ini memotret fenomena masyarakat kecil yang penuh mimpi untuk beranjak dari kemiskinannya. Di sebuah taman di dekat keraton ada sekelompok manusia menjalankan kehidupannya di sana. Mereka tidur di udara terbuka, di bawah sebuah pohon beringin besar. Ma’e, seorang wanita tua yang dianggap sebagai ibu oleh orang-orang yang hidup di situ, memperlakukan mereka seperti anak-anaknya sendiri. Di tempat itu ada Retno–pelacur, Hamung–pemulung, Panut–copet, Tukijan, dan Koyal, seorang pemimpi. Suatu malam di bawah sinar bulan, Koyal bermimpi dapat lotre. Ia mengajak semua orang untuk mengembara dalam alam impiannya itu

Penampilan "Teater Gumilar" dalam Festival Teater Jakarta 2015





Naskah: Ibu Saya Sakit Saya Sakit Ibu
Karya & sutradara: R. Mono Wangsa
Pemain: Jeng Ani [Wanita Pemecah Batu] | Ea Sutadi [Perempuan 1] | Aderia [Perempuan 2] | Raisya Icha [Perempuan 3] | Maya Damayanti [Perempuan 4] | Mbak Iwoel [Perempuan 5] | Salfa [Perempuan Kecil]
Teater Kecil–Taman Ismail Marzuki
7 Desember 2015 | 20.00 WIB
____________________________________________________________________

Sinopsis:
Lakon ini adalah ekspresi atas pengalaman empirik R. Mono Wangsa yang melihat tangan kanan almarhumah ibunya tercelup minyak panas saat menggoreng rempeyek yang akan dijual. Tetapi ini juga adalah pengalaman empirik seluruh pemain Gumilar dengan ibu mereka masing-masing yang di eksplorasi selama proses latihan lewat bahasa tubuh dan kata.

Pertunjukan "Sanggar Kummis" dalam Festival Teater Jakarta 2015



Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Kumpulan Mahasiswa Muhammadiyah Insan Seni (KUMMIS) STIE Ahamad Dahlan (STIEAD) Jakarta menjadi juara satu dan meraih empat penghargaan sekaligus dalam perhelatan akbar Festival Teater Jakarta Selatan pada Minggu (04/10/15) di Gelanggang Olahraga (GOR) Bulungan, Jakarta Selatan.

Pertunjukan "Samudra Indonesia" dalam Festival Teater Jakarta 2015


Pascabadai besar di laut lepas, sang nakhoda pengangkut kopra hanya bisa menunggu kapal Marlini yang tenggelam dengan sarat muatan emas akan muncul kembali sebagaimana terjanjikan. Naskah: Tanda Silang Karya: Eugene O’Neill | Saduran WS Rendra Sutradara: Joind Bayuwinanda Pemain: Anggun Anggendari [Nani] | Joind Bayuwinanda [Darpo] | Bachtiar Magor [Kapten] | Tri Jengki [Dokter] Teater Kecil–Taman Ismail Marzuki 6 Desember 2015 | 21.00 WIB

Penampilan Sindikat Aktor Jakarta (SAJ) dalam Festival Teater Jakarta 2014


Pertunjukan "Teater Jerit" di Festival Teater Jakarta 2015



Naskah: Arwah-Arwah Karya: W. B. Yeats | Terjemahan: Suyatna Anirun Sutradara: Choki Lumban Gaol Pemain: Ajie Fadlie Sofiyan [Orangtua] | Rinaldo Ardiles [Pemuda] | Ibnu Hadi Kamajaya, Febri Ayu Riyanti, Hafilah Febri Yanti, Aini Azzah, Intan Azmi [Para Arwah] Teater Kecil–Taman Ismail Marzuki 2 Desember 2015 | 20.00 WIB Sinopsis: Seorang tua pengembara dan putranya bersama puing-puing rumah tua menghidupkan kembali kenangan tragis tentang nenek-moyang yang melahirkan mereka.


Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...