Senin, 30 Maret 2015

Lima Tahun Kekosongan Pengurus DKSB, Menagih Tanggung Jawab Tim 9

OLEH Nasrul Azwar
Sekjen Aliansi Komunitas Seni Indonesia

Pada 2013—saya lupa mencatat tanggalnya—tapi seingat saya, saat itu dirayakan secara sederhana ulang tahun ke-77 sastrawan Rusli Marzuki Saria di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat. Pemrakarsa hajatan ini adalah Muhammad Ibrahim Ilyas. Bram, begitu panggilan akrabnya, mengundang seniman dan budayawan Sumatera Barat, lewat SMS dan Facebook, untuk hadir di acara itu. Memang banyak yang hadir. Saya termasuk di dalamnya.

Minggu, 29 Maret 2015

Kasus Bajingan Saut Situmorang

OLEH Hoeda Manis

“Saut bukan kriminal, ia adalah pengkritik yang ingin
melindungi sastra Indonesia dari manipulasi uang dan
kepentingan lain yang mencemarkan sastra Indonesia.”
Irwan Bajang kepada Merdeka.Com

Saut Situmorang (seorang lelaki) menyebut kata “bajingan” di Facebook, yang ditujukan untuk Fatin Hamama (seorang perempuan), dan dia dipolisikan. Atas laporan Fatin, tempo hari Saut dijemput polisi untuk—sesuai istilah mereka—diperiksa sebagai saksi. Penjemputan (atau penangkapan) Saut tersebut dilakukan karena Saut dinilai telah mencemarkan nama baik atau melecehkan Fatin secara verbal.

Jumat, 27 Maret 2015

Andai Saut Situmorang Dipenjara


OLEH Muhammad Al-Fayyadl
Saut Situmorang
Andai Saut Situmorang dipenjara, hanya karena ulah kecilnya mengatakan “bajingan!” dalam polemik buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, maka kita akan kehilangan seorang kritikus yang kreatif memainkan “politik performatif” dalam pergaulan sastra Indonesia kontemporer.

“Politik performatif”, seperti dianalisis Judith Butler dalam Excitable Speech, adalah suatu politik yang mempermainkan bahasa untuk bereaksi atas perilaku orang lain, dan menjadikan bahasa suatu tindakan politik itu sendiri.

Selasa, 24 Maret 2015

Sastra Lisan dan Ekonomi Kreatif

OLEH Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum
Dosen Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma posel: yoseph1612@yahoo.com

Indonesia sangat kaya akan berbagai warisan budaya leluhur dari seluruh pelosok nusantara. Warisan budaya itu memiliki banyak nilai kreativitas yang melibatkan berbagai aspek seperti art, beauty, design, play, story, humor, symphony, caring, empathy dan meaning (bdk. Pink, 2006). Keragaman budaya Indonesia didukung oleh keragaman etnis.

Fiksimorfosis Komunitas Sastra Forum Lingkar Pena dari Ideologi ke Industri

OLEH Azwar, S.S, M.Si 
(Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) 
Forum Lingkar Pena (FLP) menarik untuk diteliti dalam pandangan kajian kritis industri budaya. Organisasi penulis ini lahir dalam kerangka ideologis untuk memberikan pencerahan terhadap masyarakat, namun dalam perkembangannya FLP mengalami benturan kekalahan ketika berhadapan dengan industri.

Jumat, 20 Maret 2015

Undang-Undang Nan Salapan

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
Dalam mengatur ketertiban kehidupan masyarakat, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang telah menyusun suatu perundang-undangan guna memeriksa tiap-tiap bentuk pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan seseorang  yang disebut dengan Undang-Undang Nan Duo Puluah.

Jaankan Cadiak, Bodoh Se Alun Lai

OLEH Wisran Hadi
“Mambuek pentas se indak pandai. Tu nak ka ba internasional-internasionalan lo! Nak bapariwisata-pariwisata pulo!  Gadang ota! Jaankan cadiak bodoh se alun lai! Lah jaleh bodoh, indak lo namuah baraja jo urang. Kini baa! Pentas runtuah! Untuang indak jangkang pejabat-pejabat nan sadang di ateh pentas runtuah tu. Untuang iduang Mas Sam se nan cungak diimpok dek tenda pentas tu,” kato Muncak baturo-turo sambia mamacik les bendinyo mamberangi Mas Sam.

Undang-Undang Nan Duobaleh

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
Undang-undang nan duobaleh  merupakan bagian dari Undang-undang Nan Duo Puluah, di samping Undang-undang Nan Salapan. Ada dua belas pasal yang dapat dijadikan alasan untuk mengangkap atau menghukum seseorang. Umumnya, undang-undang ini diucapkan sebagaimana lazimnya mengucapkan pepatah petitih atau pantun, sebagai berikut:

Stek-stek Sukses

OLEH Wisran Hadi
“Kecek apak-apak nan manonton dari ateh pentas nan runtuah di tapi danau kembar minggu lampau, lah tigo kali TdS diadoan, sukses katigo kaliannyo. Lai indak curito paremjan main sabun di kamar mandi surang se tu Mas Sam,” tanyo Muncak ka Mas Sam nan handak pai ka Pariaman, Dek karano indak mungkin ka sinan jo bendi Muncak, tapasolah Mas Sam naik bendi ka stasiun kereta api di Simpang Haru.

Selasa, 17 Maret 2015

Puisi sebagai Media Pendidikan Berbasis Lingkungan Hidup

OLEH Drs Indra Jaya Nauman, M.Pd.
Pengawas Sekolah Kota Padang, Sumbar
Abstrak
Salah satu tuntutan pendidikan masa depan adalah pendidikan berbasis lingkungan hidup. Untuk pelaksanaan pendidikan berbasis lingkungan hidup diperlukan berbagai media. Dalam makalah ini ditawarkan salah satu media pembelajaran berbasis lingkungan hidup adalah puisi. Terdapat beberapa keunggulan puisi sebagai media tersebut, yaitu: (1) Puisi merupakan refleksi masyarakat, (2) Puisi memiliki pilihan kata khusus, (3) Puisi berkaitan dengan sentuhan perasaan. Terdapat banyak puisi tentang lingkungan hidup, yang dapat diklasifikasikan atas; (1) puisi yang menjadikan lingkungan hidup sebagai atribut, (2) puisi yang menjadikan lingkungan hidup sebagai tema, (3) puisi yang memberikan citra lingkungan hidup yang seimbang, dan (4) puisi yang memberikan citra lingkungan hidup yang tidak seimbang.

Manuskrip Indonesia sebagai Pustaka Dunia: Persebaran dan Apresiasi

OLEH Dr Mu'jizah
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Sebelum Gutherberg menemukan mesin cetak pada abad ke-18 berbagai sumber informasi dan pengetahuan yang menjadi peradaban suatu bangsa diabadikan dalam naskah tulisan tangan yang disebut manuskrip.Tulisan tanganini jumlahnya terbatas berbeda dengan buku cetakan yang dalam sekali cetak bisa mencapai ratusan bahkan ribuan eksemplar jumlahnya. Seperti sebuah buku masa kini, manuskripsangat penting sebab di dalamnya tersimpan kekayaan informasi dan pengetahuanyang berlimpah, seperti agama, hukum dan adat, astrologi, perobatan, teknik dan arsitektur, sampai sejarah.

Rabu, 11 Maret 2015

Kusie Bendi Kanai Ota

OLEH Wisran Hadi
Saroman urang tasapo, Mas Sam kata-katai bacurito saroman indak ka putuih-putuih. Muncak si kusie bendi nan terkenal sebagai tukang ota tu tapaso hanok sajo mandangakan. “Daripado balimpik galombang,” pikie Muncak samo surang.
“Jadi Muncak,” lanjuik Mas Sam. “Sejak itu selera makan Abunawas dari hari ke hari semakin meningkat. Tak peduli apakah cocok untuk asupan gizi dan kalorinya atau tidak, yang penting makan. Bagi Abunawas makan adalah kewajiban. Makan adalah perjuangan. Makan adalah amanah.”

Organisasi Kemasyarakatan ((Sistem Kelarasan)

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
Sampai sekarang, masyarakat Minangkabau baik yang di ranah maupun yang di rantau tetap mengamalkan sistem adat yang dikenal dengan istilah Lareh Nan Duo. Yang dimaksud dengan Lareh Nan Duo adalah dua sistem kemasyarakatan atau sistem keorganisasian atau disebut juga sistem kelarasan, terdiri dari kelarasan (sistem) Koto Piliang dan kelarasan (sistem) Bodi Caniago. Kedua-dua kelarasan ini disebut sebagai Lareh Nan Bunta.

Peranan Laki-laki dalam Sistem Matrilineal

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat

Pusako adalah milik kaum yang tampak nyata; sawah, ladang, rumah gadang, pandam pakuburan. Pusako dimanfaatkan oleh perempuan. Lelaki berhak mengatur pemakaiannya tetapi tidak berhak untuk memiliki. Dalam pengaturan pewarisan, semua harta yang akan diwariskan harus ditentukan dulu kedudukannya. Kedudukan harta pusaka; 1. Pusako tinggi dan 2. Pusako randah.

Sabtu, 07 Maret 2015

Mengusung Cerita Topeng Betawi Tempo Doeloe Menuju Pertunjukan Dunia

(Malam Kesenian Tempo Doeloe di Galangan VOC, Penjaringan, Jakut, Minggu 2 Desember 2012)

OLEH Siti Gomo Attas
tigo_attas@yahoo.co.id 08179139960
Staf Pengajar Universitas Negeri Jakarta

Abstrak


Mengusung “Cerita Rakyat Topeng Betawi Menuju Pertunjukan Dunia”. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bentuk pertunjukan cerita Topeng Betawi sebagai tradisi lisan Betawi yang dipertunjukan pada Malam Pementasan Jakarta Tempo Duloe di Gedung Galangan Kapal VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) Pluit Jakarta Utara, Minggu 2 Desember 2012. Para tamu asing yang turut menghadiri undangan Bapak Wali Kota Jakarta Utara malam itu, terdapat 14 negara sahabat, antara lain, negara India, Jepang, China, Amerika, Singafura, Korea Selatan Afrika Selatan, dan lain-lain.

Sastra sebagai Pilihan Model Berpikir Kreatif. Inovatif, dan Demokratis

OLEH Tirto Suwondo
Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta
/1/
Judul paparan ini menuntut pemahaman terhadap apa yang dimaksud dengan istilah (1) sastra, (2) pilihan model berpikir, dan (3) kreatif, inovatif, dan demokratis. Yang dimaksud dengan "sastra" dalam konteks ini merujuk pada pengertian yang diajukan Miller (2002), yaitu penggunaan secara khusus kata-kata atau tanda-tanda yang ada dalam beberapa bentuk kebudayaan manusia di mana pun dan kapan pun. Dalam kaitan ini sastra merupakan suatu kecerdasan universal mengenai kata-kata atau tanda-tanda lain yang dianggap sastra. Sebagai suatu kecerdasan universal, sastra mengeksploitasi kekuatan kata yang luar biasa untuk memberi tanda pada ketiadaan rujukan apa pun. Di samping itu, sastra bukan semata imitasi kata-kata tentang realitas yang sudah ada, melainkan lebih dari itu, sastra merupakan suatu penciptaan atau penemuan dunia baru (metadunia, hiperrealitas).

Senin, 02 Maret 2015

Pemberontakan Radjab dan Perantau Kita

OLEH Deddy Arsya
Sastrawan
Tahun 1950, sebuah buku terbit. Semasa Ketjil di Kampung (1913-1928). Penulisnya, seorang Minangkabau bernama Muhamad Radjab. Buku itu, sebut Radjab, adalah sebuah autobiografi. Autogiografi seorang anak Minangkabau, begitu sub-judulnya.
Kita bisa saja meragukannya. Buku itu lebih seperti novel ketimbang sebuah karya sejarah. Penggambaran latarnya detil, penokohanya hampir jelas, imajinasi mendapat perayaan. Narasinya, selain yang terdapat pada judul, nyaris terlepas dari angka-angka tahun. Tetapi tidakkah sebuah biografi atau autobiografi bisa saja berdiri tegak di antara prosa dan sejarah.

Makam Haji Miskin di Pandai Sikek

OLEH Deddy Arsya
Sastrawan

Kuburan H Miskin di Pandai Sikek
Haji Miskin telah lama mati, tetapi namanya di sini seperti abadi.
Saya mengunjungi kuburnya di Pandai Sikek—sebuah nagari dingin di pinggang Gunung Singgalang di Kabupaten Tanah Datar. Makam itu terletak tidak jauh dari jalan utama nagari. Dari jalan utama itu menuju ke makam dihubungkan jalan setapak licin dengan tangga-tangga dari beton. Di ujung tangga-tangga itu, masa silam menyumbulkan diri: sebuah makam dari abad ke-19 kokoh berdiri.

Minggu, 01 Maret 2015

Pengarang A. Damhoeri dan Aksara Minang

OLEH H. Kamardi Rais Dt. P. Simulie
Bupati Alis Marajo berziarah ke makan A Damhoeri
Sebuah laporan dari daerah Kabupaten Limapuluh Kota mengatakan bahwa Bupati dr. Alis Marajo Datuk Sori Marajo bersama instansi terkait telah berziarah ke makam pengarang A. Damhoeri (almarhum) di Lurah Bukit, Kenagarian Balai Panjang, Kecamatan Sago Halaban baru-baru ini.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...