Rabu, 22 Mei 2019

10 Malam Terakhir Ramadan, Musim Iktikaf Telah Tiba


mantagisme.com
Memasuki 20 Ramadan 1440 H atau 10 malam terakhir Ramadan, masjid-masjid di Kota Padang bersiap untuk menyelenggarakan iktikaf.

Pada 10 hari terakhir Ramadan umat Islam dianjurkan untuk semakin memperbanyak ibadahnya. Satu di antara ibadah yang paling dianjurkan adalah iktikaf atau berdiam diri di masjid. Pemerintah Kota Padang mengajak masyarakat beriktikaf di sisa terakhir Ramadan ini.

Kini para pengurus masjid-masjid sudah membentuk panitia kecil untuk menjadi penyelenggara iktikaf di masing-masing musala atau masjid. Tujuannya agar penyelenggaraan iktikaf berjalan tenang dan khusyuk.

Salah satunya yang telah menyiapkan menyambut “waktu emas” di bulan Ramadan itu ialah Masjid Jihad yang beralamat di Jalan Perak II Nomor 2, Kampuang Jao, Padang Barat, Kota Padang, yang sudah tahun ke empat penyelenggaraan iktikaf.

Minggu, 19 Mei 2019

Militansi Laskar Sedekah, Filantropi Islam Para Muda Bantu Kaum Miskin

REPORTASE SONIA


mantagisme.com
—Sekumpulan para muda ini menamakan kelompoknya Laskar Sedekah dan menyebut sebagai komunitas independen yang peduli dan cinta kepada orang-orang yang membutuhkan dan berkomitmen menyampaikan amanah sedekah 100 persen tanpa potongan operasional.

Sementara untuk operasional mereka beraktivitas banyak menggunakan dana pribadi. Militansi mereka terhadap masyarakat yang kurang mampu, menggetarkan hati.

Laskar Sedekah (LS) berpusat di Yogyakarta sebuah komunitas sosial yang melakukan aktivitas filantropi Islam dengan membantu orang-orang yang membutuhkan melalui pemberian sedekah. Komunitas ini didirikan di Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 30 Maret 2012. LS kini telah berkembang dengan baik dan telah memiliki cabang di pelbagai kota dan kabupaten di Indonesia.

Islam Nusantara Sudah Tertolak di Minangkabau


TANPA DIUMUMKAN MUI SUMBAR
SEPERTI YANG sudah terjelaskan kepada publik, terutama di Minangkabau, Sumatera Barat, bahwa Islam Nusantara itu ialah Islam yang harus menyesuaikan dengan adat budaya Nusantara, maka suka tidak suka, Islam Nusantara otomatis tertolak di Minangkabau karena bertentangan filosofinya ABS-SBK (Adat Basyandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah).
Ada tiga alasan. Pertama dalam perspektif prinsip akidah Islam. Kedua gatra teologi masyarakat adat Minangkabau, dan ketiga sisi kecenderungan politisasi paham keagamaan,” kata Dr Yulizal Yunus, M.Si, di kediamannya di kawasan Balimbiang, Padang, Minggu, 24 Februari 2019.

Islam Nusantara Bukan Sebuah Ajaran


WAWANCARA dengan Dr Abdullah Khusairi
Islam Nusantara sebuah entitas kebudayaan Islam yang  dipandang dari perspektif sosial budaya. Islam Nusantara berarti memahami corak keberagamaan umat Islam di bumi Nusantara dari waktu ke waktu.
Sekali lagi, saya tidak melihat Islam Nusantara sebuah ajaran. Ia hanyalah hasil dari wacana filosofis, wacana historis dan sosiologis. Sama sekali bukan wacana teologis, apalagi sebuah ajaran lengkap modifikasi dari Islam yang kita kenal. Berikut wawancara Nasrul Azwar dengan pengajar UIN Imam Bonjol Padang yang juga sosok sastrawan ini.
Bagaimana Anda membaca tentang penolakan keras MUI Sumbar terhadap Islam Nusantara?
Adalah boleh berbeda dalam pandangan sepanjang tidak ada yang prinsip-prinsip teologis: akidah dan tauhid. Sebab Islam memang tidak bisa hanya dipahami satu perspektif. Islam sebagai sistem nilai yang bersifat universal, sulit sekali dipadukan dalam satu perspektif pemahaman karena latar belakang ilmu, budaya, daerah, tentu sangatlah mempengaruhi bagaimana orang berislam.

ABS-SBK Pas dengan Islam Nusantara


WAWANCARA dengan Khairul Anwar
KALAU DITILIK secara saksama ABS-SBK sangat sesuai Islam Nusantara. Kehadiran Islam Nusantara bukanlah upaya menghindarkan timbulnya perlawanan atau membenturkan dari kekuatan-kekuatan budaya lokal di Nusantara, akan tetapi justru agar budaya itu tidak pupus di tengah dinamika beragama yang serba kompleks. Islam Nusantara adalah sebuah keselarasan seperti membangun keselaran ABS-SBK bukan untuk menghindarkan polarisasi antara agama dan budaya. Berikut  petikan wawancara Nasrul Azwar dengan Khairul Anwar yang akrab disapa Tan Rajo, seorang pekerja sosial dan  Presidium KAHMI Sumbar.

Islam Nusantara yang Ditolak

MINANGKABAU MENGGELINJANG

Nyaris lima tahun lalu, KH Ma’ruf Amin, saat itu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menulis sebuah artikelnya berjudul “Khittah Islam Nusantara” (Kompas, 29 Agustus 2015).  
Inti artikel yang ditulis Rais Aam PBNU yang kini maju sebagai Calon Wakil Presiden berpasangan dengan Joko Widodo untuk pilpres 2019 ini, ada lima penanda Islam Nusantara. 
Pertama, reformasi (islahiyyah). Kedua, tawazuniyyah, yang berarti seimbang di segala bidang. Ketiga, tatawwu’iyyah, yang berarti sukarela (volunterisme). Keempat, santun (akhlaqiyyah), dan kelima, tasamuh.
“Secara konseptual, kelima penanda Islam Nusantara tersebut mudah diucapkan, tetapi sulit direalisasikan. Sulit di sini berbeda dengan tidak bisa melaksanakan. Misalnya, sikap Islam Nusantara dalam menyikapi dua arus formalisme keagamaan dan substansialisasi keagamaan berada di tengah. Prinsip yang harus dipegang dalam hal ini adalah kesepakatan (konsensus), demokratis, dan konstitusional,” kata KH Ma’ruf Amin yang sudah mengundurkan diri sebagai Ketua Umum MUI Pusat.

KOGAMI yang Berkontribusi

Simulasi gempa yang dilakukan KOGAMI Padang

Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) didirikan bersama-sama 4 Juli 2005 dengan tujuan mengurangi risiko korban jiwa jika terjadi bencana gempa dan tsunami di Sumatera Barat.
KOGAMI bisa dikatakan sebagai organisasi kemasyarakatan yang mempelopori upaya pengurangan risiko bencana di Sumatera Barat. KOGAMI lahir atas rasa tanggung jawab dari sekelompok warga Kota Padang untuk berikhtiar agar jika terjadi gempa dan tsunami di Sumatera Barat sebagai takdir Allah, maka jumlah korban jiwa bisa dikurangi. Kehadiran KOGAMI atas bencana gempa dan tsunami di Aceh yang banak menelan korban tidak terulang lagi di Sumatera Barat.

Jumat, 03 Mei 2019

Berpangkal Soal Warisan, Balai Adat Nagari Talang Dibakar

mantagisme.com–Api menjulang disertai asap hitam pekat memamah bubung Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Talang, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, di saat matahari tegak pada puncak kulminasinya,  pada Kamis, 2 Mei 2019, pukul 12.10.

KAN atau balai adat tempat bermusyawarahnya tungku tigo sajarangan, tali tigo sapilin, para orang terpandang di Nagari Talang, seketika membara. Api meliuk-liuk bak penari memakan cepat gonjong dan dinding bangunan mirip rumah gadang itu.

Unit pemadam kebakaran datang telat. Bangunan sakral bertangga batu ludes dilahap sigulambai dalam sekejab. Warga Nagari Talang buncah. Saat api membesar, ada warga yang meneriakkan takbir “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”, tapi api tetap membesar.

Lokasi  KAN yang berada di tepi Jalan Lintas Solok - Padang KM 14 Jorong Aro, Nagari Talang, menjadi tontonan warga yang melintas dan sejenak memacetkan arus lalu lintas di sekitar.

Dalam tatanan adat budaya Minangkabau, KAN merupakan lembaga adat Minangkabau di tingkat nagari yang bertugas sebagai penjaga dan pelestari adat dan budaya Minangkabau. Jika terbakar atau dibakar, maka ia menjadi preseden buruk bagi eksistensi adat Minangkabau.

Kamis, 02 Mei 2019

Korban Terus Bertambah, Pemilu Memilukan


SEJARAH MENCATAT

 377 MENINGGAL  2.912 SAKIT  TOTAL 3.289

 

Mantagisme.com—Masifnya petugas pemilu yang meninggal dunia dan jatuh sakit perlu mendapat perhatian semua pihak. Perlu kajian mendalam dan komprehensif.

 Komisi Pemilihan Umum (KPU) melansir, hingga Rabu, 1 Mei 2019, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia mencapai 377 orang dan 2.912 sakit. Total 3.289 orang.


Salah seorang anggota KPPS di Kabupaten Magetan yang meninggal diduga mengalami kelelahan dalam melaksanakan kegiatan Pemilu 2019 (KOMPAS.com/DOK RIZAL)

"Data per 1 Mei 2019, petugas KPPS yang meninggal dunia mencapai 377 orang, sakit 2.912. Totalnya total 3.289 orang," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPU RI Arief Rahman Hakim, Rabu, 1 Mei 2019 di Jakarta.

Saat ini KPU sedang berupaya menyalurkan dana santunan yang telah disetujui Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Pihak KPU masih menyusun petunjuk teknis pencairan dana santunan, serta memverifikasi data calon penerima yang kini sedang diproses oleh KPU provinsi,  kabupaten, dan kota. Verifikasi tersebut menyangkut validasi data seperti nomor rekening ahli waris atau petugas yang terluka ataupun sakit.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...